BLOGGER TEMPLATES - TWITTER BACKGROUNDS

Kamis, 05 Juli 2012

Pengalaman Jauh Lebih Berharga


Mengalami penolakan, memang tidak enak. Apalagi saya sudah pernah mengalaminya. Tapi karena saya tidak mau terlalu jauh terpuruk dalam masa lalu, sehingga membuat saya untuk memberanikan diri untuk mencoba melangkah maju kedepan dengan segala konsekuensinya.
Semua berawal dari semangat saya yang bergebu gebu untuk mendaftar sebagai asisten lab, dank arena saya sudah mengalami penolakan di lab sebelumnya, setelah saya sudah memasukan lamaran ke lab yang larinnya. Sampai pada akhirnya saya lolos ditahap awal, dan seperti lab-lab yang lainnya kami melanjutkan ke tes tertulis. Awalnya saya sudah mulai malas untuk mengikutinya, karena buat saya itu buang-buang waktu saja, karena adanya penolakan dengan alas an yang sama. Tapi semua teman-teman saya mendunkung say untuk ikut tersebut. Mereka bilang “udah, ikut aja, untung-untungan. Dapat syukur, ga yaudah”. Akhirnya saya dan teman-teman saya yang ikut mendaftar di lab tersebut berangkat untuk tes tertulis.
Sebenarnya banyak sekali kendala yang kami alami sebelum saya dan teman-teman saya mau tes. Dari saya yang tidak belajar sama sekali, satu teman saya yang tidak tahu harus menggunakan dasi dan sepatu pentofel. Tetapi dia hanya memakai kemeja dan sepatu kets biasa, dan teman saya yang lainnya yang berpenampilan berantakan. Kami dating dengan keadaan yang sangat memaksa. Akhirnya teman saya yang tidak memakai pakaian yang lengkap, terpaksa meminjam dengan seseorang yang dia pun belum kenal. Bisa dibilang, kami modal nekat mengikuti tes tertulis tersebut. Tapi akhirnya, kami bisa lolos kedalam ruangan tersebut untuk mengikuti ujian tersebut. Kami duduk saling bersamping-sampingan. Kami ber enam dibagi menjadi dua tempat. Empat orang duduk saling berjejer, dan 2 teman saya pun duduk tepat didepan kami. Kami sengaja berdekatan, untuk menyatukan hati.
Sampai pada akhirnya, kertas ujian tertulis pun dibagikan. Dan soal untuk kami berbeda semua. Akhirnya karena kami sudah terbiasa untuk mengerjakan soal sendiri, mencoba untuk mengerjakan semuanya sendiri. Saya hanya tertawa membaca dan pada saat mengerjakannya. Itu semua bukan karena ada yang lucu saat kami mengerjakannya, tetapi karena saya tidak bisa mngerjakannya. Itu disebabkan, karena saya tidak membaca sama sekali untuk ujian saat itu. Berbeda dengan kedua teman saya yang duduk didepan kami, mereka berdua sangat serius mengerjakannya. Dan sebelum tes itu keluarpun, saya sudah yakin kalau mereka akan lolos untuk lanjut ke tahap selanjutnya, beda dengan saya yang mengisi seadanya yang ada diotak saya.
Sampai akhirnya, pengumuman hasil tes tertulispun keluar, kami berenam mendapatkan sms dari kakak asisten labnya. Saya sendiripun tidak menyangka bahwa saya bisa lolos, tapi ternyata, saya masih diberi kesempatan untuk lanjut ke tes berikutnya, tes berikutnya adalah tes tutorial, ini adalah tes yang paling melelahkan karena disini saya harus membuat sebuah makalah, sama seperti pada saat saya membuat makalah untuk tes turorial di lab berikutnya, disini, saya sudah mulai semangat karna, saya yakin Tuhan sudah membuka jalan, untuk saya bisa lolos sampai tahap tutorial, walaupun masih ada keraguan dalam diri saya. Akhirnya di tes tutorial ini sangat berbeda dengan tes tutorial di lab sebelumnya, dilab ini, lebih menguras ke mental kami, yaitu kami di tes sebnyak dua kali, yang pertama tes tentang pengetahuan kami, dan kedua tes tentang mental kami, dan bagaimana cara kami apabila menghadapi anak-anak yang bandel dan hyperactive.
Tes ini adalah tes yang paling asyik, dan saya mendapatkan pengalaman baru yang sangat berharga, yang belum tentu bisa saya dapatkan ditempat lain ataupun belum tentu saya dapat berdiri didepan anak-anak yang dengan berbagai sikap dan sifat yang pastinya akan membuat saya pusing sendiri. Tapi saat tes tutorial itu, banyak pengalaman baru yang seru yang bisa saya dapatkan.
Pada akhirnya, saya pun mendapat sms kembali dari kakak asistennya, yang menyatakan saya lolos ketahap selanjutnya, yaitu ttahap wawancara, ini bisa dibilang tahap terakhir, karena apabila tahap ini lolos, bararti sudah 90% pasti diterima, pada tahap ini, saya mulai berharap kalau semua akan dimudahkan seperti tahap-tahap sebelumnya. Dan ada sedikit harapan untuk saya dapat lolos. Tapi, ternyata, tidak seperti itu yang saya dapatkan, ternyata saya hanya bisa bertahan sampai tahap wawancara, entah mengapa dan apa alasannya sehingga saya tidak lolos, tapi walaupun demikian, pengalaman ini tidak akan pernah terlupakan. Karena semua bukan dilihat dari berhasilnya kita, tetapi pengalamanlah yang jauh lebih berharga.

0 komentar: