BLOGGER TEMPLATES - TWITTER BACKGROUNDS

Kamis, 05 Juli 2012

Keterbukaan Awal Pemulihan


Akhir tahun 2011 lalu, sebuah pesawat komersil tergelincir di bandara Yogyakarta. Tapi, mungkin karena kesulitan dalam evakuasi, sampai dengan sekitar sebulan kemudian, saya masih melihat pesawat itu ada disana. Hanya saja, kali ini pesawat tersebut sudah dibalut dengan cat putih. Tadak ada nama atau logo maskapai penerbangannya. Seorang teman memperkirakan hal itu dilakukan agar para penumpang pesawat tidak takut atau trauma jika hendak menaiki pesawat dari maskapai tersebut. Tidak tahu kadang memang lebih baik daripada kita tahu.
Apakah anda setuju dengan pendapat itu? Apakah benar, tidak tahu banyak hal justru lebih baik dari tahu? Saat teman kita tahu akan masalalu kita yang gelap, sejak itu cara pandangnya terhadap kita akan berubah. Meski kita sekarang sudah bertobat, tapi teman-teman kita masih terus memikirkan hal itu. Mereka akan sering berusaha mengungkit ungkit dan mengkait-kaitkannya saat kita bertengkar. Tentu hal itu akan membuat pertengkaran semakin menjadi. Dan pasti akan ada penyesalan dalam diri kita, kenapa kita menceritakan masa lalu kita kepadanya.
Pengetahuan kadang memang bisa menyakitkan. Kebenaran memang terkadang tidak seindah bayangan kita. Banyak orang sebelum mendengar vonis dokter tentang penyakitnya merasa sehat-sehat saja, tapi setelah tahu jika ia sakit, maka kesehatannya akan menurun. Dan dari semua ilustrasi ini, kita dapat melihat bahwa terkadang kebenaran itu lebih menyakitkan. Tetapi bukan berarti saya memaksa anda untuk berbohong. Disini yang perlu kita ketahui adalah, bagaiman cara kita mengambil sikap dari itu semua. Semua akan lebih baik apabila, kita menyampaikan kebenaran itu dengan benar dan sikap kita adalah siap menerimanya maka, kebenaran itu bisa membangun diri kita.
Memang tidak mudah bangun dari masa lalu yang menyakitkan, penyakit yang kita derita ataupun tentang hal-hal yang menyakitkan untuk kita. Tapi dibalik semua itu, pasti akan selalu ada hal yang baik. Tidak di pungkiri, masa lalu yang buruk ataupun segala sesuatu yang tidak mengenakan dalam diri kita. Akan menjadi aib yang akan mengganggu kita untuk terus maju kedepan. Sehingga membuat banyak semua orang lebih memulih untuk menutupnya rapat-rapat sehingga tidak ada yang tahu. Tetapi seperti pepatah yang mengatakan “serapat-rapatnya bangkai ditutup, baunya akan tercium juga”.
Itulah alas an kenapa lebih baik kita mengakui semua, karena semakin lama kita memendam itu semua sendiri, maka akan semakin sulit untuk kita bangkit dari semua itu, karena keterbukaan adalah awal dari pemulihan.
Satu hal yang lagi yang akan membuat kita berpikir dua kali tentang menutup aib kita terlalu lama, itu akan menjadi beban pikiran tersendiri buat kita, dan hasilnya kita hidup dalam kebohongan. Itu akan menyiksa diri kita sendiri, mungkin kita akan bahagia karena yang orang tahu adalah kita bahagia dengan apa yang kita miliki, tanpa mereka mengerti bahwa sebenarnya, kita tidak sebaik yang mereka pikirkan dan itu akan membuat penyakit dalam diri kita sendiri. Kita seperti ada didalam sangkar emas. Mungkin itu kata yang teapat untuk mendeskripsikan itu semua, buat apa kita bahagia dengan apa yang kita miliki sekarang, padahal batin kita atau hati kita memiliki permasalahan yang berat menurut kita.
Dan dengan kita menutup itu semua, akan timbul keragu-raguan dalam diri kita untuk bertindak, karena takut itu semua terbongkar dan pada akhirnya membatasi ruang gerak kita yang membuat kita mungkin stress sendiri. Bertindak ini, takut ketahuan, tapi kalau seandainya bertindak yang ini pun pasti juga akan ketahuan. Hal itu lah yang nantinya akan menutupi ruang gerak kita. Ibarat kata “maju kena, mundur kena”. Jadi kita akan serba salah mau berbuat apa. Dan yang pastinya itu tidak akan membuat nyaman diri kita dengan itu semua. Karena merasa serba salah. Selain itu pula dengan kita menutupi semua rapat-rapat, toh pada akhirnya akan ketahuan, lebih baik kita mengakui itu semua sendiri, daripada tahu dari orang lain. Karrena kita tidak pernah tahu, bagaimana orang lain menyampaikan itu semua. Mungkin saja, dengan orang lain yang menyampaikan itu semua akan memperkeruh keadaan.
Dengan semua yang sudah dijelaskan, kita bisa ambil kesimpulan. Bahwa, memang juujur itu akan menyakitkan dan lebih berpikir, lebih baik tidak tahu, tapi cobalah berpikir secara dewasa. Apa yang kita alami adalah sebuah ilmu yang berharga. Dan seharusnya dengan semua yang kita alami kita akan lebih baik lagi, dan bangkit dari itu semua, bukan malah menjadi terpuruk.

Cerdas Tidak Hanya di Kelas


Ketika saya masih kecil, orang beranggapan bahwa yang namanya cerdas itu adalah anak yang mempunyai nilai bagus dikelas. Itupun berlaku hanya untuk mata pelajaran sains dan matematika. Sedangkan ilmu social dan bahasa adalah secara tidak langsung dianggap seperti anak tiri, apalagi pelajaran seperti seni, bidang olah raga,dll. Dari tola ukur itu, sangat banyak anak yang masuk kategori bodoh. Tapi itu dulu, sekarang, definisi cerdas itu sudah jauh bergeser.
Howard Gardner, seorang ahli psikologi perkembangan di Universitas Harvard, Amerika, menyatakan bahwa sesungguhnya kecerdasan seseornag meliputi beberapa unsure (multiple intelligence). Kecerdasan tersebut diantaranya:
·         Kecerdasan matematika dan logika
Mengutak atik angka, memecahkan masalah, bermain teka-teki, atau catur.
·         Kecerdasan bahasa
Senang membaca, mengarang, menulis puisi atau kata-kata mutiara, mudah belajar bahasa baru.
·         Kecerdasan musical
Suka mendengarkan dan bermain alat music, peka terhadap nada ddan irama, lebih mudah mengingat bila dikaitkan dengan music.
·         Kecerdasan Visual-spasial
Bisa menuangkan imajinasinya dalam bentuk tiga dimensi, seperti seorang pemahat atau arsitek.
·         Kecerdasan kinestetik
Pintar dalam olah raga atau seni gerak, seperti menari, acrobat, atlet, acting, dll.
·         Kecerdasan interpersonal
Kemampuan social tinggi, mudah bergaul, pandai memimpin termasuk menangani perselisihan temannya.
·         Kecerdasan intrapersonal
Mampu mengenali diri sendiri, termasuk kelebihan dan kekurangannya, suka merenung dan intropeksi.
·         Kecerdasan naturalis
Suka berada ditengah alam terbuka, mengeksplorasi alam, peka terhadap alam sekitarnya, dst.

            Dari semua kecerdasan yang ada, kita bisa melihat kecerdasan mana yah yang lebih meninjol dalam diri kita, jadi jangan hanya melihat bahwa orang sukses itu dilihat dari pendidikannya. Memang pendidikan itu penting, tapi bukan berarti kita hanya menekuni pendidika itu saja, karena jaman sekarang pun soft skill itu pun penting tidak hanya hard skill. Jadi mulailah merubah pola pikiran kita, yang hanya berfokus pada pendidikan.
           
Karena jauh dari pendidikan, bidang yang lain pun seperti music, menari, menulis, olah raga, ataupun yang lainnya akan membuat hidup kita lebih berwarna dan membuat kita menjadi tidak monoton. Banyakpun orang sukses didunia ini yang sukses bukan karena kecerdasan intelektualnya, tapi dari music, tarian ataupun bidang yang lain. Jadi mulailah merubah pola pikiran kita yang berkata orang cerdas adalah orang yang memiliki nilai bagus dikelas atau IP yang bagus saat kuliah. Karena akan lebih baik, bila keduanya kita jalani dengan seimbang.
Jadi tidak hanya otak kiri saja yang berfungsi, tetapi otak kanan kita pun berfungsi sehingga akan terjadi keseimbangan dalam otak kita, dan saya yakin apabila ada keseimbangan antara kedua bagian otak kita, akan sangat mudah untuk kita dapat pekerjaan yang baik atau ,mendapatkan apa yang kita mau. Karena dengan keseimbangan itu kita akan lebih menguasai banyak hal lagi. Dan itulah yang dicari orang yang tidak hanya pandai dibidang hard skill, tetapi juga dibidang softskill. Dan anda akan memiliki harga yang jauh lebih mahal, daripada seseorang yang hanya memakai hardskillnya saja.

Softskiil Juga Penting


Mengalami rutinitas yang padat itu, tidak selamanya melelahkan, tapi malah cukup membahagiakan atau membanggakan. Itu yang saya alami selama saya masuk kedunia paduan suara. Banyak sekali yang saya dapat yang menguntungkan bagi saya, apalagi minggu lalu saat saya bisa mengadakan pagelaran. Itu adalah sebagian kecil event paduan suara yang sudah saya jalani. Banyak sekali cerita yang sangat menarik yang membuat saya menjadi senang. Mulai dari suatu kebanggan dalam diri saya karena bisa mengikuti paduan suara tersebut. Pada saat pagelaran kemarin adalah puncak dari perjuangan kami anggota paduan suara selama satu bulan lebih kami berlatih.
Banyak sekali, kendala-kendala yang saya alami saat saya latihan untuk mempersiapkan acara tersebut, dari anak-anak anggota paduan suaranya pun, banyak yang sering tidak dating pada saat latihan sehingga menghambat latihan kami, karena kami berlatih dalam keadaan tidak full team dan itu sangat menghambat semuanya. Dan selain itu, kepergian pelatih saya untuk tour bernyanyi di eropa yang memang tidak bisa ditinggalkan, sehinggakami diajar oleh kepelatihan. Banyak sekali yah kendala untuk kami berlatih selama satu bulan lebih itu,  tapi dari kami para anggotanya masih bersih keras untuk tetap melanjutkan pagelaran tersebut.
Sampai pada akhirnya, kami tidak hanya berlatih vocal, tetapi kamipun berlatih koreografi, karena ada disebagian lagu yang memaksa kita untuk ada gerakan atau tarian, itulah istimewanya padus menurut saya, kita tidak hanya belajar bernyanyi, tetapi menari juga, dan berorganisasi juga. Kami pun berlatih koreo selama pelatih kami pergi, tetapi bukan bebrarti selalu koreo, tapi masih disisipi latihan vocal juga. Tapi ternyata latihan kita, selama pelatih tidak ada, malah tidak berkembang. Entah factor apa yang menyebabkan seperti, saya sendiri merasa, penurunan mood.
Sampai pada tiba hari H, saya dan angota-anggota yang lainnya mulai mempersiapkan diri kami masing-masing, dari pakaian yang kami pakai, sepatu, perhiasan ataupun make upnya nanti. Semua kami persiapkan demi kelancaran acara kami nanti. Semua kami lakukan dengan sebaik-baiknya. Sampai pada tiba saat kami melakukan glady resik.mungkin pelatih kami kecewa dengan apa yang kita tampilkan, karena kita bernyanyi sangat tidak benar, seenak kita. Saya pun mulai timbul keraguan dalam diri saya, apa nanti bisa menampilkan hal yang terbaik, dengan hasil glady resik yang seperti ini.
Akhirnya karena tidak mungkin untuk kita membatalkan acara ini, jadi kami tetap melanjutkannya. Dimulai dari persiapan dibelakang panggung, semua keadaan sangat rebut, dari kami make up maupun memakai kostum, dengan keadaan yang diburu-buru kami make up sendiri. Ini adalah kelebihan padus, dimana saya belajar make up sendiri saat ada acara apapun, dan itu jadi hal yang sangat membanggakan untuk saya, karena saya bisa make up. Kami make up sendiri, mungkin ada sedikit orang yang meminta bantuan kepada orang lain. Tetapi kami bisa menghendle semuanya dengan baik.
Tiba saatnya saat acara pagelaran pun dimulai, itulah saat dimana kami mulai mengangkat mood kita, dan bernyanyi untuk menghibur semua tamu undangan dan penonton, kami merasa seperti seorang artis, dan itu sangat membanggakan untuk saya pribadi, disaat saya berdiri didepan banyak orang untuk menghibur semua orang yang ada. Akhirnya kami bernyanyi di shif 1 yaitu tentang lagu-lagu daerah. Ketakutan yang saya pikirkan saat glady resik tadi, ternyata mulai terobati, karena penampilan kami jauh lebih baik, dan penonton pun lebih puas, dan begitu pula saat kami bernyanyi di shift kedua, kami pun melihat para penonton puas dengan apa yang kami tampilkan. Walaupun sebenarnya banyak sekali kekurangan yang kami lakukan pada saat kami tampil tadi, setidaknya itu menjadi pelajaran untuk kita bisa lebih baik lagi. Karena masih banyak event yang akan saya dan anggota-anggota padus yang lain jalani.
Tapi, ini adalah suatu kebanggaan dalam diri saya saat saya bisa berada dipanggung, dan itu membuktikan, bahwa sebenarnya, tidak hany dibidang hardskill saja, kita bisa mengembangkan iilmu, tetapi dibidang softdkill pun harus. Jadi semua yang saya lakukan adalah karena saya ingin tidak hanya di bidang hardskill saja, tetapi dibidang softskill pun harus, agar kita tidak hanya stress belajar, tetapi kita memiliki ilmu dan pengalaman yang lain yang pastinya akan berguna untuk kedepannya nanti.

Pengalaman Jauh Lebih Berharga


Mengalami penolakan, memang tidak enak. Apalagi saya sudah pernah mengalaminya. Tapi karena saya tidak mau terlalu jauh terpuruk dalam masa lalu, sehingga membuat saya untuk memberanikan diri untuk mencoba melangkah maju kedepan dengan segala konsekuensinya.
Semua berawal dari semangat saya yang bergebu gebu untuk mendaftar sebagai asisten lab, dank arena saya sudah mengalami penolakan di lab sebelumnya, setelah saya sudah memasukan lamaran ke lab yang larinnya. Sampai pada akhirnya saya lolos ditahap awal, dan seperti lab-lab yang lainnya kami melanjutkan ke tes tertulis. Awalnya saya sudah mulai malas untuk mengikutinya, karena buat saya itu buang-buang waktu saja, karena adanya penolakan dengan alas an yang sama. Tapi semua teman-teman saya mendunkung say untuk ikut tersebut. Mereka bilang “udah, ikut aja, untung-untungan. Dapat syukur, ga yaudah”. Akhirnya saya dan teman-teman saya yang ikut mendaftar di lab tersebut berangkat untuk tes tertulis.
Sebenarnya banyak sekali kendala yang kami alami sebelum saya dan teman-teman saya mau tes. Dari saya yang tidak belajar sama sekali, satu teman saya yang tidak tahu harus menggunakan dasi dan sepatu pentofel. Tetapi dia hanya memakai kemeja dan sepatu kets biasa, dan teman saya yang lainnya yang berpenampilan berantakan. Kami dating dengan keadaan yang sangat memaksa. Akhirnya teman saya yang tidak memakai pakaian yang lengkap, terpaksa meminjam dengan seseorang yang dia pun belum kenal. Bisa dibilang, kami modal nekat mengikuti tes tertulis tersebut. Tapi akhirnya, kami bisa lolos kedalam ruangan tersebut untuk mengikuti ujian tersebut. Kami duduk saling bersamping-sampingan. Kami ber enam dibagi menjadi dua tempat. Empat orang duduk saling berjejer, dan 2 teman saya pun duduk tepat didepan kami. Kami sengaja berdekatan, untuk menyatukan hati.
Sampai pada akhirnya, kertas ujian tertulis pun dibagikan. Dan soal untuk kami berbeda semua. Akhirnya karena kami sudah terbiasa untuk mengerjakan soal sendiri, mencoba untuk mengerjakan semuanya sendiri. Saya hanya tertawa membaca dan pada saat mengerjakannya. Itu semua bukan karena ada yang lucu saat kami mengerjakannya, tetapi karena saya tidak bisa mngerjakannya. Itu disebabkan, karena saya tidak membaca sama sekali untuk ujian saat itu. Berbeda dengan kedua teman saya yang duduk didepan kami, mereka berdua sangat serius mengerjakannya. Dan sebelum tes itu keluarpun, saya sudah yakin kalau mereka akan lolos untuk lanjut ke tahap selanjutnya, beda dengan saya yang mengisi seadanya yang ada diotak saya.
Sampai akhirnya, pengumuman hasil tes tertulispun keluar, kami berenam mendapatkan sms dari kakak asisten labnya. Saya sendiripun tidak menyangka bahwa saya bisa lolos, tapi ternyata, saya masih diberi kesempatan untuk lanjut ke tes berikutnya, tes berikutnya adalah tes tutorial, ini adalah tes yang paling melelahkan karena disini saya harus membuat sebuah makalah, sama seperti pada saat saya membuat makalah untuk tes turorial di lab berikutnya, disini, saya sudah mulai semangat karna, saya yakin Tuhan sudah membuka jalan, untuk saya bisa lolos sampai tahap tutorial, walaupun masih ada keraguan dalam diri saya. Akhirnya di tes tutorial ini sangat berbeda dengan tes tutorial di lab sebelumnya, dilab ini, lebih menguras ke mental kami, yaitu kami di tes sebnyak dua kali, yang pertama tes tentang pengetahuan kami, dan kedua tes tentang mental kami, dan bagaimana cara kami apabila menghadapi anak-anak yang bandel dan hyperactive.
Tes ini adalah tes yang paling asyik, dan saya mendapatkan pengalaman baru yang sangat berharga, yang belum tentu bisa saya dapatkan ditempat lain ataupun belum tentu saya dapat berdiri didepan anak-anak yang dengan berbagai sikap dan sifat yang pastinya akan membuat saya pusing sendiri. Tapi saat tes tutorial itu, banyak pengalaman baru yang seru yang bisa saya dapatkan.
Pada akhirnya, saya pun mendapat sms kembali dari kakak asistennya, yang menyatakan saya lolos ketahap selanjutnya, yaitu ttahap wawancara, ini bisa dibilang tahap terakhir, karena apabila tahap ini lolos, bararti sudah 90% pasti diterima, pada tahap ini, saya mulai berharap kalau semua akan dimudahkan seperti tahap-tahap sebelumnya. Dan ada sedikit harapan untuk saya dapat lolos. Tapi, ternyata, tidak seperti itu yang saya dapatkan, ternyata saya hanya bisa bertahan sampai tahap wawancara, entah mengapa dan apa alasannya sehingga saya tidak lolos, tapi walaupun demikian, pengalaman ini tidak akan pernah terlupakan. Karena semua bukan dilihat dari berhasilnya kita, tetapi pengalamanlah yang jauh lebih berharga.