BLOGGER TEMPLATES - TWITTER BACKGROUNDS

Minggu, 13 November 2011

IBU


Begitu banyak kata yang akan terucap saat kita mulai berbicara kata ibu. Bahkan mungkin untuk sebagian orang akan menangis saat mulai mendeskripsikan tentang ibu. Wanita tegar, yang selalu memberi kesejukan, yang selalu memberi kenyamanan. Tanpa keluhan selalu siap menopang. Berusaha kuat walau sangat lemah. Mempunyai bahu bidang untuk diberikan setiap kita butuh. Rela bangun dari mimpi indahnya, saat kita terbangun karena mimpi buruk menyapa.
Siap menjaga 24 jam, saat demam itu datang,bahkan akan selalu sabar untuk memberikan obat walau kita berlarian untuk menolak meminumnya.  Orang yang dengan setianya berlutut dan meneteskan air mata untuk mendoakan yang terbaik untuk kita. Tak sedikitpun kata buruk yang ia berikan, ketika ia mulai mendiskripsikan anaknya didepan temannya. Semua begitu mudahnya ia berikan. Tanpa meminta kita untuk menggantikannya. Semua yang ia lakukan selalu untuk menyenangkan kita, walaupun saat kita mulai senang, kita akan meninggalkannya.
Dan saat kita mulai beranjak dewasa pun, ia tetap memberikan kasih sayang yang sama, tidak ada sedikitpun yang berbeda. Tapi kita yang mulai berbeda menyikapinya. Mungkin buat kita kasih sayang yang ia berikan terlalu berlebihan dan kita selalu menganggap bahwa kita sudah dewasa, sudah bisa mengetahui apa yang baik dan benar untuk diri kita sendiri dan mulai melupakan semua yang ibu bilang.
Dan saat kita mulai merasa kita bisa berjalan sendiri tanpa topangannya, tau kah anda betapa ibu merindukan kita tetap menjadi bayi mungilnya, yang selalu ingin diperhatikan oleh ia. Mulailah untuk selalu bisa menjadi yang terbaik untuknya, mulailah tetap memberikan senyuman itu kepadanya. Taukah ada begitu inginnya ia dapat melihat kita berdiri dengan gagah dan cantiknya di depannya di masa depan nanti. Dan mulai menopang ia, seperti yang ia lakukan dulu kepada kita. Tak banyak yang ia inginkan dari kita. Ia tidak pernah meminta untuk kita mengembalikan semua yang telah ia berikan kepada kita. Hanya satu yang ia minta tetaplah bersamanya sampai saat terakhir nanti, buatlah ia bangga karena memiliki kita.
Jangan sia-siakan diri kita untuk mengikuti dunia ini. Dunia yang menjauhkan kita dari kasih sayang yang tulus, yang selalu memberi dengan kata “walaupun”, bukan dengan kata “karena”. Sadarilah betapa beratnya pengorbanan yang telah ibu berikan agar kita dapat terpandang dan dapat mengetahui arti hidup yang benar.

0 komentar: