BLOGGER TEMPLATES - TWITTER BACKGROUNDS

Minggu, 15 Mei 2011

Penanaman Modal Asing (PMA)


Secara makro proses kemajuan ekonomi suatu negara akan semakin lancar jika tingkat tabungan masyarakat mampu mengimbangi kebutuhan investasi yang akan dilakukan. Jika yang terjadi adalah tabungan masyarakat lebih sedikit, maka diperlukan peran sektor swasta luar negeri/asing untuk menutupi celah atau kekurangan tersebut.
Di sisi lain, masuknya modal asing menimbulkan pro dan kontra dalam menanggapinya. Beberapa alasan yang bersifat ekonomi yang menentang masuknya PMA antara lain :
§  Pertama, didalam kenyataannya sangat jarang perusahaan multinasional bersedia menanamkan kembali keuntungan yang diperolehnya di negara-negara berkembang
§  Kedua, dilihat dari kepentingan neraca pembayaran, perusahaan-perusahaan mulitinasional dapat menyebabkan berkurangnya penerimaan devisa negara, baik melalui neraca berjalan, maupun lewat neraca lalu lintas modalnya.
§  Ketiga, meskipun perusahaan multinasional turut menyetor pajak kepada negara, namun mereka juga sering mendapatkan keringanan pajak dari pemerintah, serta perlindungan-perlindungan lainnya
§  Keempat, tidak jarang tujuan transfer tekhnologi tidak dapat berjalan dengan lancar. Disamping kesempatan tenaga kerja pribumi yang masih sulit untuk menduduki posisi-posisi kunci dalam perusahaan.
Sedangkan pendapat yang bersifat non-ekonomi diantaranya adalah :
o   Perusahaan multinasional sering memiliki kedudukan sebagai perusahaan monopolis
o   Perusahaan multinasional tidak jarang hanya memproduksi komoditi untuk kalngan tertentu saja
o   Perusahaan multinasional dapat mempertajam kesenjangan social
o   Perusahaan multinasional dapat menggunakan kekuatan ekonomi untuk menekan pemerintah
o   Perusahaan multinasional dapat menekan pajak lokal dengan ‘transfer pricing’

Namun demikian lepas dari pandangan-pandangan menentang tersebut, negara Indonesia masih banyak membutuhkan uluran penanaman modal asing tersebut. Beberapa alas an yang melatar belakanginya adalah :
1.      Kemampuan menabung masyarakat Indonesia yang belum sempurna, sehingga kebutuhan modal dalam negeri masih kurang
2.      Masih banyak sektor yang belum dapat dikelola sendiri oleh tenaga maupun manajemen dalam negeri
3.      Belum efisiennya produksi untuk jenis-jenis komoditi tertentu, sehingga lebih menguntungkan jika diserahkan pengelolanya pada investor asing
4.      Meskipun masih sedikit, kita dapat belajar dan mencoba proses transfer ‘kemampuan’ dari para perusahaan multinasional tersebut, disamping perusahaan tersebut banyak juga turut membantu pemerintah dalam membuka pusat usaha baru ditempat-tempat yang selama ini jauh dari kegiatan ekonomi.

Referensi : Perekonomian Indonesia .pdf

Investasi

Pengertian Investasi
     Investasi dapat diartikan sebagai pengeluaran atau perbelanjaan penanam modal atau perusahaan untuk membeli barang-barang modal dan perlengkapan-perlengkapan produksi untuk menambah kemampuan memproduksi barang-barang dan jasa-jasa yang tersedia dalam perekonomian. Dalam konteks makro maka pengeluaran dan perbelanjaan pemerintah untuk membeli atau membiayai alat-alat produksi untuk meningkatkan nilai tambah maupun besarnya kuantitas produksi baik barang maupun jasa.
Banyak  faktor  yang mempengaruhi tingkat investasi dalam perekonomian suatu negara, beberapa diantaranya adalah :
1.      Prospek ekonomi di masa yang akan datang. Dengan adanya ketidakpastian serta banyaknya kemungkinan kondisi ekonomi Indonesia yang akan dating, menjadikan kegiatan mendapatkan dana untuk investasi menjadi tidak mudah. Setiap investor tentu menghendaki adanya resiko yang sekecil mungkin dengan tingkat keuntungan yang ‘baik’ dari dana yang ia investasikan. Untuk itu diperlukan suatu proses peramalan, maka semakin besar dan baik pula iklim investasi yang akan terjadi.
2.      Keuntungan yang dicapai perusahaan. Semakin besar keuntungan yang diperoleh, maka semakin terbuka pula kesempatan sebagian dari keuntungan tersebut untuk diinvestasikan kembali ke dalam kegiatan perusahaan.
3.      Perubahan dan perkembangan teknologi. Semakin cepat perubahan teknologi, maka akan semakin memacu setiap pelaku usaha untuk menginvestasikan dananya guna mengikuti perkembangan dan kemajuan teknologi tersebut.
4.      Kestabilan perekonomian negara. Jika Indonesia mampu menjamin adanya kestabilan dalam bidang ekonomi, politik, social dan budaya, serta pertahanan, maka hal tersebut akan mendorong terciptanya iklim investasi yang aman bagi investor, dan tentunya suatu yang menguntungkan bagi perkembangan perekonomian secara umum.
5.      Tingkat suku bunga. Tingkat suku bunga yang tinggi akan menyebabkan dana yang diperoleh dengan kredit untuk investasi menjadi mahal. Akibatnya akan membebani proses produksi dengan biaya yang tinggi, yang berakibat lanjut tidak efisiennya output yang dihasilkan. Semakin rendahnya tingkat bunga, maka akan muncul kecendrungan dunia usaha untuk memperbanyak pengeluaran untuk investasi.
Investasi sendiri di dalam perekonomian memiliki peran yang sangat penting didalam menentukan besar-kecilnya pendapatan nasional, yakni dengan proses angka pengganda investasinya. Dengan kata lain, perubahan sedikit saja dalam investasi, akan menyebabkan perubahan pendapatan nasional dengan prosentase/jumlah yang jauh lebih besar.

Referensi : Perekonomian Indonesia.pdf
                    http://community.gunadarma.ac.id/blog/view/id_8185